Selasa, 14 Desember 2010

Rumput Ajaib penyerap karbon dioksida


Logam berat timbal (timah hitam atau Pb) yang banyak beterbangan di jalanan merupakan unsur polutan berbahaya yang bisa terisap oleh tubuh melalui pernapasan. Dampaknya akan semakin buruk jika yang terkena adalah anak-anak. Logam ini bisa merusak sistem syaraf dan pencernaan. Data World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa pencemaran unsur berbahaya itu mewabah dihampir seluruh belahan dunia. Di Bangkok, tingginya kadar timbal di udara menyebabkan 400 kematian dan 200.000-500.000 kasus hipertensi setiap tahun. Efek lain, IQ anak-anak berusia 7 tahun lebih rendah 4 poin daripada angka normal.Pencemaran udara di kota-kota besar di tanah air juga sangat mengkhawatirkan. Polusi udara di Jakarta menduduki peringkat ke-3 terburuk setelah Meksiko dan Bangkok. Berdasarkan data Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) pencemaran udara di Jakarta melebihi ambang batas yaitu 60 mikrogram/m3.

Di kota-kota besar lainnya seperti Surabaya mempunyai kondisi yang hampir sama. Para pekerja di jalanan seperti anak jalanan dan polisi lalu lintas menjadi korban. Hasil pemeriksaan Balai Laboratorium Kesehatan Surabaya (BLKS) terhadap 85 orang yang mengais rezeki di tepi-tepi jalan menunjukkan adanya kandungan logam berat Pb dalam darahnya.Kendaraan bermotor penyebab polusi udara tertinggi di kawasan perkotaan. Dalam kurun 2001-2007, jumlah kendaraan bermotor menunjukkan kenaikan signifikan. Sayangnya kenaikan itu tidak diimbangi upaya penanggulangan polusi yang memadai.
Menghadirkan tanaman di kawasan perkotaan merupakan salah satu pilihan untuk meredakan polusi. Namun, langkah itu sering diabaikan dalam pembangunan kota. Bahkan pepohonan di tepi jalan seringkali ditebang. Lahannya digunakan untuk membangun gedung-gedung perkantoran atau perniagaan. Padahal, beberapa jenis tanaman terbukti mampu menyerap polutan berbahaya seperti timbal. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ir. Suparwoko MURP, dosen Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Pembangunan UII Yogyakarta bersama dosen kimia UII, Ir. Feris, pada tahun 2007, dapat disimpulkan bahwa kehadiran beberapa jenis tanaman pada daerah-daerah padat lalu lintas ternyata ampuh menyerap polutan berbahaya seperti timbal.

Dari empat jenis tanaman yang diteliti yaitu: puring, beringin, tanjung, dan ketapang, dapat diketahui bahwa puring merupakan tanaman yang memiliki daun paling baik dalam menyerap unsur plumbum (Pb/timah hitam/timbal). Puring dapat menyerap timbal 2,05 mgr/liter, pohon beringin dapat menyerap 1,025 mgr/liter, pohon tanjung bisa menyerap 0,505 mgr/liter, dan daun ketapang tidak bisa menyerap Pb. Oleh karena itu, dalam rangka mengurangi kadar logam berat di udara, misalnya yang berasal dari buangan kendaraan bermotor, pemerintah dan masyarakat disarankan memperbanyak dua jenis tanaman tersebut.
Kurangnya populasi tanaman penyerap polutan menyebabkan tingkat pencemaran udara di satu kawasan terus meningkat. Apalagi laju pertambahan kendaraan bermotor jauh lebih cepat dibandingkan pertambahan populasi tanaman di perkotaan. Oleh sebab itu, penanaman tanaman penyerap polutan semestinya menjadi pertimbangan khusus dalam kebijakan pembangunan kota.
Puring memiliki berbagai kelebihan bila dijadikan salah satu komponen lansekap jalan. Penampilan daunnya indah dan penuh warna. Oleh sebab itu, puring berperan ganda yaitu sebagai penghias kota sekaligus penyerap polutan berbahaya. Karena tergolong tanaman perdu, puring dapat pula dijadikan elemen lansekap untuk median jalan yang lebarnya terbatas. Hanya saja dipilih jenis puring yang tidak membentuk tajuk terlalu lebar. Puring juga sangat baik ditanam di tepi tikungan atau persimpangan jalan. Biasanya di area tikungan dibiarkan tanpa tanaman agar tidak menghalangi pandangan pengendara ketika berbelok. Puring dapat ditanam di area terbuka itu dengan syarat dipangkas rutin agar tinggi tanaman tidak lebih dari 80 cm.
Puring dapat dikombinasikan dengan pepohonan penyerap timbal lain seperti angsana, cemara, bungur, dan mahoni. Puring diletakkan di deretan tengah. Ketinggian tanaman dipertahankan maksimal 1,5 m. Untuk deretan depan dipilih tanaman semak. Sedangkan posisi pepohonan di deretan paling belakang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar